Peraturan ini sebenarnya sudah berlaku sejak tahun 2016. Sebagai warga negara yang baik, saya meminta anak saya mengikuti aturan, untuk ikut Ujian Nasional, walaupun hasilnya (ijazah negara nya, kalau dia bisa lulus) tidak terlalu penting untuk keberlanjutan pendidikan berikutnya.
Dari parents teacher meeting yang saya ikuti di sekolah anak saya beberapa waktu yll, jumlah warga negara yg baik ini, tidak lebih dari sekitar 15% dari seluruh jumlah siswa. Itupun sebagian lebih memilih ujian paket C.
Untuk ujian nasional, anak-anak akan mengikuti 4 pelajaran yang akan diujikan. 3 pelajaran yang wajib yaitu : Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan 1 pelajaran pilihan (Ekonomi, Fisika dll). Untuk paket C, bahkan sampai 7 pelajaran yang akan diujikan. Kalau tidak salah ada pelajaran PKN, Agama, Ketrampilan dll. Dari awal, anak harus memilih, mau ikut ujian nasional atau ikut ujian paket C.
Saya bertanya, "Apakah ujian nasional harus lulus..?". Gurunya menjawab, "Yaa.. sebaiknya lulus". Saya bertanya lagi, "Kalau anak tidak lulus atau nilainya kelulusan sangat buruk, apa konsekuensinya..?" Gurunya kembali menjawab, "Sekolah akan mendapat rating yang rendah, tapi kami juga tidak terlalu mempermasalahkan rating. Yang lebih penting adalah sekolah sudah menjalankan aturan untuk melaksanakan ujian nasional regardless hasilnya". Sebenarnya ada lagi tanya jawab dalam forum tersebut mengenai ujian paket C, yang sepertinya materinya lebih susah, tetapi relatif akan 'lebih mudah' lulus dan mendapatkan ijazah
Sebenarnya untuk apa sih ijazah nasional melalui ujian nasional atau ujian paket C ini diperlukan dari kacamata anak2..? Kertas ijazah tersebut, diperlukan bila anak2 akan meneruskan sekolah di universitas di dalam negeri. Ada berbagai macam jalur yang saya sendiri tidak hafal akronimnya. Ada test semacam Sipenmaru untuk seluruh universitas, (anak boleh memilih 3 universitas di mana saja, dan satu universitas sesuai lokasi sekolah. Kalau sekolah di Provinsi Banten harus memilih satu universitas di Banten yang saya sendiri baru dengar namanya.?), lalu ada semacam jalur undangan PMDK (kayak gue dulu keterima di ITB.. NRP 8384XXX), dan jalur undangan khusus universitas tertentu (setahu saya UI, ITB tidak punya).
Kalau anak akan meneruskan sekolah di luar Indonesia, apakah perlu ijazah tersebut...? Jawabannya adalah sebenarnya tidak perlu sama sekali. Karena itulah, hanya 15% dari siswa di sekolah anak saya yang mengikuti ujian nasional atau ujian paket C ini. Mereka adalah warga negara yang mengikuti aturan atau memang si anak berencana meneruskan sekolahnya di univeristas di Indonesia yang memiliki jalur internasional.
Morale of the story : pelajari betul pilihan sistem pendidikan anak-anak anda sedini mungkin. Di Indonesia ada 4 jenis sekolah yang menganut kurikulum berbeda yaitu : Kurikulum Nasional, International Baccalaurate, Cambridge / A level dan American system. Tiga yang terakhir diterapkan di sekolah international yang sekarang nama akronimnya adalah Satuan Pendidikan Kerjasama.
Anda harus selalu updated dengan sistem pendidikan kurikulum nasional dan jangan terkaget-kaget karena setiap saat bisa berubah aturannya. Bayangkan... ujian bulan Mei 2017, skedul baru muncul akhir Januari 2017. Sementara itu, untuk sistem pendidikan yang 3 berikutnya, walaupun jangan harap bisa bersekolah di Indonesia tanpa ikut ujian nasional atau paket C, tetapi anak akan langsung bisa diterima di universitas2 terbaik di seluruh dunia bila score nilai ambang pencapaian terpenuhi, dan aturan/skedul ujian bahkan sudah bisa kita ketahui 2 tahun sebelumnya.
http://news.okezone.com/read/2016/02/22/65/1318396/tahun-ini-sekolah-internasional-wajib-un
